HUBUNGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DALAM KELUARGA DENGAN KEJADIAN SUNTING PADA BALITA USIA 24-60 BULAN DI PUSKESMAS MINASATENE KELURAHAN MINASATENE
Keywords:
Garam Beryodium, Status Gizi Balita, StuntingAbstract
Indonesia saat ini tengah dihadapkan pada “double burden of malnutrition” atau masalah gizi ganda dimana pada satu sisi masih harus berupaya keras untuk mengatasi masalah kekurangan gizi salah satunya adalah stunting. Pertumbuhan anak sangat berkaitan dengan nutrisi yang di komsumsi. Yodium diperlukan dalam pertumbuhan tubuh pada masa gestasi dan awal kehidupan karena yodium merupakan hormone penting dalam pembentukan hormone tiroid. Oleh karena itu untuk mencegah kekurangan asupan yodium sangat penting untuk mengkonsumsi garam beryodium. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan penggunaan garam beryodium dalam keluarga dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini bersifat penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai balita berusia 24-60 bulan yang mengalami stunting di Puskesmas Minastene Kelurahan Minasatene 32 balita dengan teknik Total Sampling. Metode observasi status gizi balita TB/U untuk menilai status gizi pendek dan sangat pendek melalui nilai Z-Score lalu dilakukan uji test yodium pada garam dapur. Variabel dependent pada analisis ini kejadian stunting dan variabel independent penggunaan garam beryodium dengan menggunakan uji Chi- Square. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p =1,00 dengan α =0.05 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan garam beryodium dalam keluarga dengan kejadian stunting pada anak balita usia 24-60 bulan di Puskesmas Minasatene Kecamatan Minasatene Kelurahan Minasatene