Penerapan Terapi Relaksasi Progresif Dalam Menurunkan Tingkat Kecemasan Anggota Keluarga Pasien Skizofrenia Di Wilayah Puskesmas Mamajang Kota Makassar
Kata Kunci:
Teknik relaksasi progresif, menurunkan kecemasanAbstrak
Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi. Terkait dengan keluarga yang merawat pasien jiwa dilaporkan bahwa 25% mengalami cemas ringan, 60% mengalami cemas sedang, dan 15% mengalami cemas berat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa setiap orang dapat mengalami kecemasan baik cemas ringan, sedang atau berat (Suyamto, et al., 2009). Terapi relaksasi progresif didefinisikan sebagai teknik serangkaian gerakan tubuh yang bertujuan untuk melemaskan dan memberi efek nyaman oleh seluruh tubuh (Corey, 2005) keterampilan ini dapat dipelajari oleh keluarga untuk mengurangi serta menghilangkan ketegangan sehingga menimbulkan rasa nyaman tanpa tergantung pada hal subjek diluar dirinya. Model terapi bertujuan untuk menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, memperbaiki kemampuan untuk mengatasi strees (Setyoadi dan Kushariadi, 2011). Tujuan : Tujuan pengabdian masyarakat adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan anggota keluarga, kader kesehatan dalam mengenali tanda dan gejala kecemasan dan penanganannya melalui penerapan latihan teknik relaksasi progresif. Metode : terdiri dari Pre test dengan mengidentifikasi tingkat kecemasan responden, sesi kedua dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan tentang kecemasan dan latihan teknik relaksasi progresif yang diakhiri dengan evaluasi atau post test, metode yang digunakan ceramah, Tanya jawab, demonstrasi dan redemontrasi. Hasil : Dari 19 responden sebelum diberikan latihan teknik relaksasi otot progresif ada 11 orang yang tidak cemas dan meningkat setelah dilakukan menjadi 13 orang dan tidak ada kecemasan berat setelah kegiatan pelatihan 15 responden (78,9%) sudah terampil melakukan teknik relaksasi progresif dalam menurunkan kecemasan. Kesimpulan : Dengan latihan terapi relaksasi otot progresif dapat menurunkan tingkat kecemasan anggota keluarga kader kesehatan yang mengikuti pelatihan. Saran : Diperlukan adanya penyuluhan jiwa secara berkesinambungan dan terjadwal serta perlunya pemantauan dan pengawasan dari petugas puskesmas melalui home visite atau kunjungan rumah dalam upaya menurunkan tingkat kecemasan baik kecemasan ringan, sedang maupun berat.