IDENTIFIKASI KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA KRIM PEMUTIH WAJAH TANPA IJIN BPOM YANG BEREDAR DI KOTA PAREPARE

Penulis

  • Hasma Stikes Nani Hasanuddin Makassar
  • Andi Nurpati Panaungi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin

DOI:

https://doi.org/10.35892/jpsht.v1i1.1364

Kata Kunci:

Krim Pemutih, Merkuri (Hg), Metode Kualitatif.

Abstrak

Krim pemutih adalah salah satu sediaan kosmetik yang terdiri dari campuran bahan kimia dan bahan lain yang memiliki manfaat untuk menyamarkan noda hitam pada kulit. Bahan aktif yang umum digunakan dalam pembuatan krim pemutih ialah merkuri. Penggunaan merkuri dalam krim pemutih wajah dapat menyebabkan berbagai hal, mulai dari terjadinya perubahan warna kulit, adanya bintik hitam, iritasi pada wajah dan terjadinya alergi. penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, susunan saraf dan otak manusia serta dapat mengganggu perkembangan janin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya kandungan merkuri (Hg) pada krim pemutih wajah yang beredar di Kota Parepare. Sampel krim pemutih yang diteliti sebanyak 10 sampel, 4 sampel krim yang diracik sendiri tanpa ijin BPOM, 3 sampel krim racikan dokter tanpa ijin BPOM, 1 sampel krim racikan dokter yang memiliki ijin BPOM dan 2 sampel krim yang memiliki nomor registrasi BPOM. Identifikasi merkuri dilakukan dengan metode kualitatif yaitu uji reaksi warna menggunakan reagen KI 0,5 N dan reagen NaOH 2 N. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada uji reaksi warna dengan KI terdapat 4 sampel krim pemutih tanpa ijin BPOM yang positif mengandung merkuri (Hg). sedangkan, pada uji reaksi warna dengan NaOH semua sampel dinyatakan negatif mengandung merkuri (Hg).

Kata kunci : Krim Pemutih, Merkuri (Hg), Metode Kualitatif.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2023-08-31

Cara Mengutip

Hasma, & Panaungi, A. N. (2023). IDENTIFIKASI KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA KRIM PEMUTIH WAJAH TANPA IJIN BPOM YANG BEREDAR DI KOTA PAREPARE. Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology, 1(1), 16-21. https://doi.org/10.35892/jpsht.v1i1.1364